Jakarta – Suasana duka masih menyelimuti keluarga besar Quraish Shihab setelah wafatnya menantu beliau, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, yang juga merupakan suami dari jurnalis dan presenter kondang Najwa Shihab. Kepergian sosok yang dikenal bersahaja itu menyisakan luka mendalam, namun di tengah kesedihan, keluarga menunjukkan ketegaran luar biasa.
Prof. Quraish Shihab menyampaikan bahwa sang putri telah menghadapi musibah ini dengan hati yang lapang. Ia menyebut bahwa Najwa telah menunjukkan sikap yang pasrah dan penuh keikhlasan dalam menerima takdir.
“Hatinya tentu bersedih, tapi tidak ada keluhan. Yang keluar dari lisannya hanyalah kesadaran bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan,” ungkap Quraish Shihab saat ditemui di pemakaman almarhum di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Ibrahim menghembuskan napas terakhirnya pada usia 47 tahun di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Jenazah dimakamkan pada Selasa sore dalam suasana yang penuh haru dan hujan rintik—sebuah momen yang Quraish anggap sebagai pertanda kasih Ilahi.
“Langit menangis bersama kami. Dalam ajaran kami, turunnya hujan saat pemakaman adalah tanda cinta dari Tuhan kepada hamba-Nya,” tambah beliau.
Pemakaman Ibrahim dihadiri kerabat, sahabat, serta tokoh masyarakat yang ingin memberikan penghormatan terakhir. Kepergian pria yang selama ini mendampingi Najwa Shihab dinilai sebagai kehilangan besar, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.
Quraish menutup pernyataannya dengan doa, agar kebaikan yang ditinggalkan almarhum menjadi cahaya di alam keabadian, dan agar keluarga diberikan kekuatan untuk terus melangkah dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.
Tinggalkan Balasan